Printed
Kajian Praktis Pengerasan Duralumin (ASM 2024)
Alumunium banyak digunakan dalam logam industri, karena Aluminium mudah didapat dan diproses. Aluminium merupakan logam ringan dengan massa, jenis 2,7 kg/dm3. Aluminium dapat dikeraskan untuk memenuhi tuntutan mekanik yang tinggi. Untuk meningkatkan kekerasan, Aluminium harus dipadukan dengan beberapa unsur, seperti Tembaga (Cu), Magnesium (Mg), Silikon (Si), dan Seng (Zn).
Aluminium paduan juga memiliki kestabilan kekerasan yang baik terhadap temperatur, Aluminium paduan banyak digunakan sebagai bahan suku cadang atau komponen otomotif, dimana menuntut kekerasan dan tahan gesek yang baik, kondisi ini tidak dapat dicapai hanya dengan pengecoran biasa (tanpa perlakuan khusus). Salah satu pengerasan yang dapat dilakukan terhadap Aluminium adalah proses pengerasan presipitasi (Precipitation Hardening).
Proses pengerasan presipitasi itu sendiri adalah memunculkan presipitat-presipitat yang akan menghambat pergerakan dislokasi ά dengan 3 tahapan yaitu :
1. Perlakuan panas larutan (solution heat treatment) yaitu pemanasan benda uji (sampel) sampai temperatur ά dengan konsentrasi ά 100 %.
2. Pendinginan (quenching) sampel dilakukan secara cepat sampai temperatur rendah dengan media air, sehingga didapatkan larutan padat lewat jenuh (Super Saturated Solid Solution).
3. Penuaan (Aging) yaitu memunculkan presipitat-presipitat pada struktur ά yang akan meningkatkan sifat mekanis sampel tersebut. Proses penuaan dapat dilakukan pada temperatur kamar secara alami atau dengan penerapan pengaturan temperatur dengan waktu.
Dari proses pengerasan presipitasi diatas akan didapat kekerasan sekitar 120 HB (Brinell Hardness Numbers). Harga kekerasan ini dapat memenuhi kondisi yang dituntut untuk digunakan dalam aplikasi seperti pada paku keling untuk pesawat terbang, dan badan truk.
Tidak tersedia versi lain