Printed
Analisa Kekasaran Permukaan Benda Kerja Dan Keausan Pahat Dengan Sisipan TNMG 16 04 08-PM 4325 Pada Pembubutan Kering Material AISI 4340 Menggunakan Metode Taguchi
Di Politeknik Manufaktur Bandung, banyak proses produksi yang dilakukan, salah satunya
produksi ragum bangku. Dalam proses pembuatan ragum bangku terdapat banyak proses yang
harus dikerjakan, diantaranya pembuatan poros ulir transportir. Bahan atau material yang
digunakan untuk poros ulir transportir tersebut yaitu AISI 4340 (standar Amerika). Pembuatan
poros ulir transportir dilakukan dengan proses bubut (turning). Proses pembubutan poros ulir
transportir ini tidak sepenuhnya mengacu ke standar katalog, hal ini mengakibatkan terjadinya
keausan pahat sisipan (insert carbide) yang belum stabil dan menimbulkan kekasaran permukaan
yang tidak seragam, proses pemesinan yang dilakukan yaitu proses pembubutan kering (dry
cutting). Untuk mengurangi laju keausan pahat sisipan dan kekasaran permukaan dapat dilakukan
dengan mengatur parameter pemotongan sesuai dengan standar katalog pahat sisipan yang
digunakan, sehingga poros ulir transportir yang dihasilkan memiliki nilai kekasaran yang seragam
dan umur alat potong yang digunakan lebih lama. Kekasaran permukaan merupakan salah satu
kualitas untuk produk akhir hasil dari proses pemesinan baja AISI 4340. Tingkat kekasaran
permukaan memang harus diperhatikan dalam pembuatan produk, namun faktor lain yang tidak
kalah pentingnya adalah biaya pembuatan produk. Dalam proses pemesinan, biaya pembuatan
produk banyak dipengaruhi oleh jumlah pahat sisipan yang digunakan dalam proses produksi.
Pahat yang digunakan semakin banyak apabila sering terjadi penggantian pahat sisipan karena
pendeknya umur pahat, umur pahat yang pendek dapat diartikan bahwa pahat yang digunakan
memiliki keausan yang tinggi, sehingga biaya yang dikeluarkan juga menjadi semakin besar.
Pahat yang digunakan adalah pahat sisipan TNMG 16 04 08-PM 4325. Data akhir dari proses
pembubutan yaitu nilai kekasaran permukaan (diukur menggunakan alat surface rougness tester
merk Mitutoyo) dan keausan pahat (diukur menggunakan mikroskop digital merk Dino-lite).
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode Taguchi dan dianalisa menggunakan Analysis of
Variance (ANOVA). Rancangan percobaan menggunakan matriks orthogonal L9(34
) untuk
memvariasikan 3 buah faktor pada penelitian ini yang masing-masing memiliki 3 level. Matriks
orthogonal L9(34
) menyediakan 9 urutan percobaan yang akan diuji masing-masingnya. Dengan
menggunakan metode Taguchi akan mendapatkan kombinasi faktor dan level yang ideal untuk nilai
kekasaran permukaan dan keausan pahat yang minimum sedangkan hasil dari ANOVA yaitu
berapa persen kontribusi setiap faktor dan mendapatkan nilai dari faktor dan level yang optimum.
Dalam penelitian ini, parameter pemotongan yang digunakan yaitu kecepatan potong (Vc),
kecepatan gerak makan (f) dan kedalaman pemotongan (Doc). Setelah dilakukan 9 percobaan,
maka didapatkan kombinasi faktor dan level yang ideal untuk mendapatkan nilai kekasaran
permukaan dengan Vc = 110 m/menit (level 1), f = 0,1 mm/rev (level 1) dan Doc = 0,6 mm (level
1) sedangkan untuk nilai keausan pahat yang minimum dengan Vc = 110 m/menit (level 1), f = 0,1
mm/rev (level 1) dan Doc = 0,8 mm (level 2), data-data diatas dapat menjawab persoalan
pembubutan poros transportir sehingga didapatkan nilai kekasaran permukaan yang stabil dan nilai
keausan pahat yang minimum. Kontribusi faktor-faktor yang mempengaruhi nilai kekasaran
permukaan yaitu dengan Vc = 0,16%, f = 92,83%, dan Doc = 6,52%, persentase faktor yang paling
mempengaruhi nilai kekasaran permukaan yaitu kecepatan gerak makan (f) sedangkan kontribusi
faktor-faktor yang mempengaruhi nilai keausan pahat Vc = 89,51%, f = 9,03%, dan Doc = 0,90%,
persentase faktor yang paling mempengaruhi nilai keausan pahat yaitu kecepatan potong (f).
Kata kunci: Kekasaran permukaan, Keausan pahat, Parameter pemotongan, AISI 4340,
TNMG 16 04 08-PM 4325, Metode Taguchi, ANOVA.
Tidak tersedia versi lain