Printed
Kajian Eksperimen Proses Perbaikan Cacat Rongga Benda Coran material FC 250 Melalui Proses Pengelasan Berbasis Elektroda Nikel Dengan Proses Pengefraisan Menggunaka Dovetail Cutter
Proses pemesinan merupakan proses pembuatan produk yang paling banyak dipakai baik
di bengkel kecil maupun industri besar. Proses pemesinan merupakan proses lanjutan yang biasa
dilakukan pada benda coran. Salah satu metoda pemesinan adalah proses milling menggunakan
dovetail cutter.
Proses pemotongan menggunakan mesin frais dilakukan pada produk hasil pengecoran
yang mengalami cacat permukaan berupa rongga dan kemudian dilakukan perbaikan dengan
melakukan pengelasan berbasis elektroda nikel. Perbaikan ini dilakukan untuk menutup cacat
rongga sehingga didapatkan bentuk benda coran yang sempurna. Material yang telah dilakukan
proses pengelasan memiliki kekerasan yang berbeda dengan base materialnya sehingga
menyulitkan dalam proses pemotongan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa pengaruh
pengelasan terhadap kemampuan material besi tuang kelabu yang dilakukan pengelasan ditinjau
dari aspek keausan cutting tools dan chip formation. Sampel yang digunakan berbahan besi tuang
kelabu yang diberikan kampuh las pada permukaannya. Pengelasan menggunakan elektroda nikel
CIN-1 dengan metode pengelasan SMAW (shielded metal arc welding). Pemotongan dilakukan
dengan proses milling konvensional menggunakan dovetail cutter HSS. Pengamatan dilakukan
melalui pengujian kekerasan pada base material, PMZ (partially melted zone), dan weld metal
yang dilanjutkan dengan pengujian struktur mikro, pengukuran keausan serta chip yang terbentuk.
Berdasarkan hasil pengamatan material FC 250 yang dilakukan proses pengelasan pada
base material terlihat struktur mikro yang terbentuk berupa perlit dengan grafit berupa flake
(serpih) yang tipis dan panjang. Struktur mikro pada PMZ terbentuk martensit dan karbida,
sedangkan struktur mikro pada weld metal terdiri dari matriks austenit dengan persebaran partikel
grafit yang merata. Struktur mikro yang terbentuk mempengaruhi nilai kekerasan pada material.
Dari pengamatan, kekerasan antara weld metal dan base material tidak jauh berbeda yaitu 219 HV
dan 224 HV. Kekerasan pada PMZ sebesar 385 HV. Pemesinan milling pada besi tuang kelabu
dan nickel filler metal akan menghasilkan discontinuous chip. Penggunaan dovetail cutter pada
proses pemotongan akan mengalami keausan setelah 17 menit 25 detik dan menimbulkan keausan
akibat terjadinya abrasive wear, flank wear, carter wear serta surface burning pada cutting tools.
Kata kunci: cacat rongga,besi tuang kelabu,hardness,dovetail cutter, uji metalografi
Tidak tersedia versi lain