Printed
Uji Kemampuan Kedalaman Pemotongan Emdmill HSS Diameter 16 mm Terhadap Material S50 C Di Mesin Milling Lagun FU 100 (LFR 24)
Proses milling merupakan proses konvensional yang membutuhkan alat potong
lebih keras dari material benda kerja. Pada proses milling, salah satu alat potong
atau cutter yang digunakan adalah jenis endmill HSS yang memiliki nilai kekerasan
sekitar 735 HB (Hardness Brinell). Endmill HSS biasa digunakan sebagai alat
potong utama dalam media pembelajaran untuk proses pemesinan milling dasar.
Pada proses pemesinan milling, benda kerja adalah objek untuk membentuk suatu
bentuk tertentu yang dikehendaki sesuai dengan kemampuan mesin dan gambar
kerjanya. Salah satu material benda kerja yang mampu diproses milling adalah
material S45C/S50C yang memiliki nilai kekerasan hingga 220 HB. Mesin yang
digunakan dalam penelitian ini menggunakan mesin milling konvensional yang
dimiliki di laboratorium Manufaktur, yaitu mesin Lagun FU 100. Proses pengujian
menggunakan kecepatan potong 18 m/min dengan kecepatan spindel 350 rpm dan
kecepatan pemakanan sebesar 30 mm/min.
Proses pengujian dimulai dengan menghitung gaya tangensial yang terjadi secara
teoritis, didapatkan gaya tangensial terbesar ketika melakukan kedalaman
pemotongan 40 mm dengan nilai 2220 N, torsi pada cutter sebesar 17,76 Nm, power
pada cutter sebesar 0,67 Kw, dan power pada motor sebesar 0,897 kw. Perhitungan
defleksi pada pahat didapatkan nilai paling besar 0,093 mm berdasarkan simulasi,
sedangkan untuk nilai stress terbesar berdasarkan hasil simulasi adalah
224,5N/mm^2. Hasil pengujian pada mesin milling Lagun didapatkan bahwa end
mill HSS-Co mampu memotong material S50C hingga kedalaman 40 mm, tetapi
dengan mempertimbangkan hasil pemesinan dan kemampuan mesin, pemotongan
efektif hingga kedalaman 20 mm.
Kata kunci: kedalaman pemotongan, S50C, endmill HSS-Co, gaya tangensial.
Tidak tersedia versi lain