Computer File
Mengetahui Kondisi Keandalan Mesin Dan Pembaruan Interval Preventive Maintenance Untuk Komponen Kritis Pada Mesin DMC 210 U Menggunakan Metode RCM-FMECA Di PT. DIRGANTARA INDONESIA
PT Dirgantara Indonesia (Persero) merupakan salah satu perusahaan aerospace di Asia yang menerapkan sistem pemeliharaan berbasis preventive maintenance terhadap fasilitas produksi yang ada untuk menjaga fungsinya agar tetap optimal. Sistem pemeliharaan tersebut diterapkan terhadap mesin CNC Milling DMC 210U, namun dalam pelaksanaan pemeliharaannya masih terdapat pemeliharaan korektif yang menyebabkan downtime yang tidak direncanakan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi keandalan mesin CNC milling 5 axis DMC 210 U di PT. Dirgantara Indonesia dan memperbarui interval pemeliharaan preventif untuk komponen kritis menggunakan metode Reliability-Centered Maintenance (RCM) dan Failure Mode, Effects, and Criticality Analysis (FMECA). Data yang dianalisis yaitu data riwayat kerusakan dua mesin (AAAR01 dan AAAR02) selama periode 2014-2022 yang meliputi Time Between Failure (TBF) dan Time to Repair (TTR). Kondisi keandalan komponen mesin dievaluasi dengan menentukan kecocokan distribusi data TBF dan TTR (Weibull, eksponensial, lognormal, normal) dan menghitung nilai metrik keandalan seperti waktu rata-rata antara kegagalan (MTBF) dan waktu rata-rata untuk perbaikan (MTTR).
Komponen kritis diidentifikasi melalui FMECA, dengan Risk Priority Number (RPN) yang menandai pneumatic hose (RPN 245/294) dan ATC Kontrol (RPN 184/192) sebagai komponen paling kritis untuk kedua mesin. Analisis keandalan menunjukkan keandalan mesin secara keseluruhan sebesar 95,72% untuk AAAR01 dan 93,46% untuk AAAR02. Interval pemeliharaan preventif dioptimalkan menggunakan pemodelan statistik, menghasilkan interval yang direkomendasikan masing-masing 417,7 jam untuk pneumatic hose dan 598,8 jam untuk ATC Kontrol mesin AAAR01 dan 246,1 jam dan 336,98 jam untuk AAAR02. Biaya pemeliharaan, termasuk kerugian potensi produksi dan tenaga kerja, diperkirakan sebesar Rp6.446.400 (AAAR01) dan Rp5.365.680 (AAAR02) per siklus. Studi tersebut menemukan bahwa RCM-FMECA efektif dalam mengevaluasi kondisi keandalan mesin, memberi opsi strategi pemeliharaan, mengurangi downtime, dan meningkatkan efisiensi operasional di bidang manufaktur.
Kata kunci: Preventive Maintenance, Corrective Maintenance, Reliability
Centered Maintenance, CNC Milling DMC210 U.
Tidak tersedia versi lain