Printed
Guru Di Indonesia Pendidikan Pelatihan Dan Perjuangannya Sejak Zaman Kolonial Hingga Era Reformasi
Tak ada pendidikan yang dapat berlangsung tanpa guru, karena itu sejarah guru di Indonesia pun setua usia pendidikan itu sendiri di negara ini. VOC, melalui Nederlands Zendelingen Genootschap (NZG), mendirikan sekolah guru yang pertama tahun 1636 di Ambon dengan nama Kweekschool (KS). Tapi Pemerintah Hindia Belanda yang melanjutkan kekuasaan VOC baru mendirikan KS Negeri tahun 1852 di Surakarta, disusul di Bukittinggi (1856) dan kota-kota lain, umumnya setelah tahun 1879. Sejak Politik Etis dimulai tahun 1901, pendidikan guru makin berkembang, meskipun masih tetap elitis.
Pada zaman Jepang, pola pendidikan guru mengikuti pola zaman Belanda, kecuali namanya berubah. Pada masa kemerdekaan, berdirilah SGB, SGA, KPKPKB, PGSLTP, B-I & B-II, KPG, PTPG, IKIP, STKIP, dan banyak lagi. Pada tahun 1998-1999, 10 IKIP Negeri dikonversi menjadi Universitas, sementara 2 STKIP Negeri berubah menjadi IKIP Negeri. Kurangnya jumlah guru hampir selalu memaksa sistem pendidikan nasional untuk menempuh cara-cara darurat dalam mendidik guru. Itu berlangsung sampai akhir tahun 1990-an. Mulai 1990-an, pola pendidikan guru mulai lebih mantap, tapi kualitas tetap menjadi masalah. Akibat kualifikasi guru terus meningkat, program bersifat "darurat" tetap dilakukan melalui penyetaraan bagi guru yang telah bekerja di sekolah. Dalam waktu dekat, kualifikasi guru SD s.d. SLTA adalah S1. Begitulah kebijakan tentang pendidikan guru berkembang dari masa ke masa, dengan segala keuntungan dan risikonya bagi sistem pendidikan.
Buku ini juga sangat kaya dengan informasi tentang pelatihan guru. Cakupannya mulai penataran pertama dimulai pada tahun 1950-an, disusul dengan munculnya proyek-proyek penataran guru berskala besar pada tahun 1970-an, hingga era reformasi sekarang tatkala penataran guru lebih banyak didesentralisasikan. Sejarah penataran guru sama penting dan menaiknya dengan pendidikan guru. Lebih dari separoh bab dalam buku ini mengungkap perjalanan panjang penataran guru.
Pada beberapa bab, terutama dua bab terakhir, perjuangan guru diangkat yang melekat pada sejarah PGRI. Isu-isu mengenai status sosial dan kesejahteraan guru dari masa ke masa diangkat di sini; sesuatu yang selama ini belum banyak diungkapkan.
Buku ini sangat kaya dengan informasi dan pelajaran berharga dari sekitar 3.5 abad pergulatan guru di Indonesia yang amat penting diketahui oleh siapapun yang peduli pada pendidikan, pelatihan, dan perjuangan guru. Dari semua itu, yang lebih penting lagi adalah bagaimana membangun sistem pendidikan, pelatihan, penghargaan, dan perlindungan guru lebih baik lagi untuk saat ini dan dimasa depan.
Tidak tersedia versi lain