Printed
Luka Sebuah Negeri
Harta tak ternilai yang ditinggalkan almarhum Prof.Dr.M.Junus Melalatoa, antropolog-penyair Indonesia, guru besar antropologi pada Universitas Indonesia dan Institut Kesenian Jakarta, adalah setumpukan kertas berisi ketikan-ketikan rapi puisi etnografi.
Tumpukan puisi etnografi itu telah disiapkannya dalam sebuah map bertuliskan goresan tangan almarhum sendiri yang kini menjadi judul buku puisi etnografi ini, yakni: Luka Sebuah Negeri.
Luka Sebuah Negeri bukan sekedar karya tanpa makna. Rangkaian kata-kata sarat makna yang terangkum dalam karya ini menggambarkan kekayaan dan keragaman kehidupan manusia yang tersebar di segenap penjuru nusantara. Oleh karenanya, tidaklah berlebihan jika karya ini merupakan salah satu harta warisan almarhum yang tak ternilai dengan uang atau kata-kata. Coretan dan guratan pena dalam untaian kata yang indah dan dilandasi oleh kasihnya pada bumi pertiwi ini - hasilnya berkelana di berbagai pelosok nusantara sebagai antropolog sejati - merupakan harta warisan yang amat sarat dengan nilai-nilai luhur kemanusiaan.
Dengan terbitnya buku ini diharapkan agar siapapun yang membacanya akan menyadari bahwa keragaman budaya sungguh merupakan kekayaan negeri yang amat dicintai oleh almarhum. Dengan keragaman pulalah kebudayaan dan kemanusiaan kita akan semakin kaya dan berkembang. Melalui puisinya, pembaca disadarkan bahwa bukan hanya keragaman yang patut dihayati, melainkan juga beratnya perjuangan yang tak kunjung henti dari insan-insan Indonesia dalam mempertahankan dan melangsungkan hidupnya di bumi pertiwi ini.
Tidak tersedia versi lain