Printed
Merenungi Kiprah Polri Dalam Wacana Reformasi
Gerakan mahasiswa 1998 yang kemudian mampu mendorong runtuhnya pemerintah Orba, lalu mengelindingkan bola salju "Reformasi Indonesia" yang membahana dan berpengaruh luas.
Reformasi Kenegaraan jelas membawa perubahan menyeluruh bagi tata kehidupan berbangsa dan bernegara, dimana segenap bangsa berupaya melakukan perbaikan total di seluruh bidang kehidupan dan penghidupan. Inti Reformasi Indonesia adalah berupaya mewujudkan demokratisasi dengan dominasi masyarakat madani yang berciri khusus, keterbukaan transparansi, menjunjung tinggi supremasi hukum dan menegak hormati HAM.
Dalam proses Reformasi seperti itu POLRI lalu tersentuh langsung. Internal POLRI harus mampu merubah tata cara kerja yang tidak lagi kental dengan garis komando yang bersifat Militeristis (top down), tetapi juga harus menampung aspirasi komando bawahan (bottom up). Lebih berat lagi, POLRI dituntut untuk benar-benar menghayati Demokratisasi dengan segala ciri dasarnya. Karena dalam masyarakat madani yang demokratis POLRI akan benar-benar mandiri dalam olah krida penegakan hukum dan memelihara ketertiban umum, yang semuanya harus menjunjung tinggi supremasi hukum dan menegak hormati HAM. Problema dasarnya adalah upaya untuk men-switch mental penguasa menjadi mental pengabdian yang hakiki. Disinilah sebenarnya pertaruhan kemampuan POLRI dalam pelaksanaan tugas di Era Reformasi. Kredibilitas dari akuntabilitas POLRI akan disorot tajam. Sehingga setiap penyelewengan akan langsung dituding dan tunjuk hidung oleh masyarakat dan harus dipertanggungjawabkan oleh POLRI. Referensi tentang Reformasi ini menjadi penting setidaknya merupakan dasar petunjuk dalam mendalami perkembangan perubahan masyarakat integral POLRI sendiri maupun secara individual.
Bab I Prolog
Bab II Presiden Soeharto Lengser Keprabon
Bab III Arti & Perkembangan Reformasi
Bab IV Reformasi, Diantara Opini, Idealisme & Sikap Pandang
Bab V Agenda Reformasi
Bab VI Prospek.
Tidak tersedia versi lain