Printed
Azas-Azas Kepemimpinan Dalam Islam
Setelah kita mengkaji kondisi ummat Islam dari segala segi, terutama yang menyangkut keadaan jamaah imamah, kemudian kita bandingkan dengan ajaran Islam yang komprehensif dan universal itu, betapa jauhnya antara cita-cita dan realita, antara harapan dan garapan. Keadaan demikian terjadi karena kesimpangsiuran dalam memahami menghayati dan mengamalkan ajaran Islam. Adapun secara terperinci dapatlah terlihat sebagai berikut :
Heteroginitas dalam kalangan Islam dengan aneka ragam kemauan dan kemampuan, menyebabkan sulitnya integrasi, koordinasi dan sinkronisasi. Dengan wajah Islam mereka bertindak sendiri-sendiri seakan-akan sudah bukan ummatan wahidatan (ummat yang satu) sebagaimana dicita-citakan dalam AlQur'an, karena sudah tidak memiliki pimpinan yang berwibawa yang mengerti dan mampu menangani permasalahan ummat Islam.
Penghayatan terhadap ajaran agamanya terutama yang menyangkut segi kepemimpinan sangatlah sedikit, atau jarang yang mau mengerti. Konsep atau gagasan integrasi ummat sebagaimana dicita-citakan Islam belumlah terwujud, karena masing-masing masih bangga dengan golongannya, mengikuti gejolak hawa nafsunya.
Oleh karena itu guna menimbulkan cita dan citra ajaran Islam sebagai ajaran yang problem solver (pemecah masalah), sangatlah diperlukan pemimpin yang tahu dan memahami kondisi ummat, serta memiliki persyaratan minimal sebagai berikut :
a. Memahami, meyakini, dan melaksanakan ajaran Islam,
b. Luwes dalam pengetrapan, teguh dalam pendirian,
c. Berjiwa integrasi (pemersatu),
d. Memiliki ilmu berjuang,
e. Mengenal situasi dan kondisi,
f. Terlatih, cekatan, dan disiplin.
Bila persyaratan semacam di atas terpenuhi, maka tujuan akan segera mengabulkan janjinya, sebagaimana yang tertera di dalam Al Qur'an :
"Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman dan yang beramal soleh, bahwa mereka akan berkuasa di atas bumi, sebagaimana berkuasanya orang-orang sebelum mereka, dan Allah akan menempatkan agama mereka menurut yang diridlai Allah bagi mereka, dan Allah mengganti ketakutan mereka dengan ketentraman, dengan syarat: mereka harus mengabdi kepadaKU dan tidak mensyariatkanKU dengan sesuatu jua." (QS Annur:55).
Dan firmanNya pula:
"Orang-orang yang kami tempatkan di atas bumi; mereka yang mengerjakan shalat dan mengeluarkan zakat dan mereka melakukan amar ma'ruf dan melarang dari yang munkar." (QS AlHaj:41).
Dengan ikhtiar dan ikhtiath (hati-hati), sabar dan tawakal, segala masalah kita kembalikan kepadaNYA. Hasbunallah wa ni'mal wakil, wa la haula wa la quwwata illa billahil'aliyil adzim.
Tidak tersedia versi lain