Printed
Sosial Dasar
Studi sosial baik yang kita tetapkan sebagai bidang ilmu pengetahuan, maupun yang kita tetapkan sebagai metode pengkajian kehidupan, hakekatnya digali dari kehidupan itu sendiri. Studi sosial ini berkembang secara wajar sesuai dengan hakekat dan tuntutan kehidupan. Isi pengetahuan dan metode analisa studi sosial berasal dari kehidupan nyata di masyarakat. Pada studi sosial, masyarakat merupakan sumber, subyek, obyek, dan laboratorium studi sosial. Mempelajari, melatih diri kemampuan studi sosial tanpa menjadikan masyarakat sebagai sumbernya, seperti melihat patamorgana. Kalau suatu ketika berhadapan dengan kenyataan hidup yang sebenarnya, akan terasa terombang-ambing seperti ke bumi tak sampai ke langit tak nyata. Keputusasaan akan meliputi kehidupan diri sendiri.
Kemampuan studi sosial yang meliputi kemampuan bekerja sama, penelaahan dan pengkajian gejala dan maaalah sosial secara interdisipliner, tidak hanya harus dimiliki oleh para ahli dan pemimpin yang secara langsung mengemban tugas di masyarakat, melainkan harus dimiliki oleh tiap warga masyarakat. Kalau kemampuan tadi tidak secara langsung dapat diterapkan di masyarakat, setidak-tidaknya, dapat diterapkan dalam kehidupan pribadi dengan keluarganya.
Bagi para ahli, pemimpin dan cendekiawan, kemampuan studi sosial merupakan kemampuan yang secara mutlak harus dimiliki. Kemampuan studi sosial ini dapat memberikan dan meningkatkan nilai keahlian dan kepemimpinannya. Ditinjau dari kepentingan hidup bermasyarakat, segala keahlian dan kepemimpinan seseorang tidak memiliki nilai apa-apa kalau tidak dapat dikatakan berbahaya, kalau tidak sesuai dengan cita-cita kemasyarakat dalam hal meningkatkan kesejahteraan bersama. Dalam hal ini, para ahli dan pemimpin tadi dapat mendalami kenyataan kehidupan bermasyarakat melalui studi sosial. Dengan demikian, para ahli dan pemimpin tadi, tidak hanya sebagai ahli pada profesionalnya, melainkan juga sebagai cendekiawan yang mengemban tugas kemasyarakatan.
Seorang ahli dan seorang pemimpin yang sekaligus pula sebagai seorang cendekiawan, sikap dan tingkah lakunya harus mencerminkan kemampuan dan tanggung jawabnya sesuai dengan tuntutan dan tantangan kehidupan bermasyarakat. Seorang cendekiawan harus mampu menelaah dan mengkaji permasalahan kehidupan secara menyeluruh sesuai dengan keahlian dan profesinya. Kemampuan meninjau permasalahan secara menyeluruh ini tidak berarti bahwa segala-galanya harus ditanganinya sendiri. Ia harus mampu mengadakan kerjasama dengan berbagai pihak dan berbagai keahlian, dan mantap akan keahliannya sendiri dalam kerangka kerjasama tadi. Seorang dokter atau seorang ahli teknologi (insinyur), bukan berarti juga harus menjadi ahli ilmu-ilmu sosial, melainkan harus memiliki dasar-dasar kemasyarakatan (dasar-dasar pengetahuan sosial) untuk kepentingan penerapan dan pemanfaatannya di masyarakat.
Mengingat apa yang telah menjadi pembahasan kita bersama sejak semula, dan mengingat kenyataan penerapannya di masyarakat, perspektif studi sosial tidak hanya dapat menembus kurun waktu, melainkan juga dapat menembus berbagai keahlian dan berbagai profesi mulai dari tingkat yang paling bawah sampai ke tingkat yang paling tinggi. Tiap orang pada tiap kesempatan dituntut kemampuan studi sosialnya dalam kehidupan di masyarakat.
Tidak tersedia versi lain