Printed
Peningkatan Sistem Manajemen Pemeliharaan Mould Di PT. Sanwa Engineering Batam
Globalisasi telah menyebabkan kompetisi dan peluang yang semakin luas. Dunia industri pun terkena imbas pengaruh globalisasi ini, dimana setiap perusahaan dituntut untuk selalu melakukan perbaikan terus-menerus dalam segala bidang diantaranya perbaikan dalam sistem kerja, peningkatan sumber daya manusia, sistem manajemen pemeliharaan, dan sistem manajemen material, guna meningkatkan efisiensi dalam rangka meningkatkan daya saing untuk menghadapi kompetisi yang semakin ketat sebagai imbas dari globalisasi yang terjadi.
Industri manufaktur plastik merupakan salah satu industri yang cukup besar yang ada saat ini. Hal ini dapat disebabkan karena bahan plastik sangat luas penggunaannya, diantaranya dalam industri elektronik, industri otomotif, industri makanan, perlengkapan kedokteran, peralatan rumah tangga dan lain-lain, serta didukung oleh perkembangan yang pesat dari teknologi proses manufaktur plastik dan pengolahan bahan plastik itu sendiri.
PT. Sanwa Engineering Batam (SEB) merupakan perusahaan yang bergerak dibidang injection molding. Di bagian produksi PT. SEB terdapat 40 mesin injeksi plastik dengan kapasitas antara 40 ton sampai 550 ton, yang digunakan untuk memproduksi tidak kurang dari 150 produk plastik dari beberapa jenis material plastik yang berbeda. Jumlah tenaga kerja PT. SEB adalah 600 orang dimana 97% berasal dari Indonesia dan 3% merupakan tenaga kerja asing. Separuh dari seluruh kegiatan produksi PT. SEB berlangsung pada bagian horizontal molding, dari 4 bagian produksi yang ada di PT. SEB. Sehingga terjaminnya kelancaran produksi dibagian ini menjadi sangat penting karena berpengaruh besar terhadap kelangsungan hidup perusahaan.
Selama melakukan program PPL, penulis ikut serta dalam kegiatan pemeliharaan mold yang berlangsung di PT. Sanwa Engineering Batam, dimana tujuan pemeliharaan mold yang dilakukan adalah untuk mendukung kelancaran produksi sehingga produksi dapat mencapai target yang telah ditetapkan. Pelaksanaan kegiatan pemeliharan mold yang dilakukan oleh departemen Tooling telah mengacu pada suatu sistem manajemen pemeliharaan. Hal ini dapat terlihat dari adanya perangkat sistem manajemen pemeliharaan yang diantaranya perencanaan pekerjaan pemeliharaan, sistem perintah kerja, sistem pengelolaan material, dan laporan kegiatan pemeliharaan pada departemen Tooling.
Berdasarkan pengamatan dan pengalaman penulis selama melaksanakan kegiatan pemeliharaan mold, masih terdapat kekurangan pada sistem manajemen pemeliharaan mold yang berjalan. Kekurangan-kekurangan tersebut antara lain:
• Kurang efisiennya kegiatan pemeliharaan perbaikan yang dilaksanakan.
• Kesulitan dalam mengidentifikasi mold.
• Terbatasnya alat bantu yang tersedia.
• Kurang baiknya penyimpanan dan kontrol persediaan material dan suku cadang mold.
Kondisi tersebut sering kali mengganggu jadwal produksi yang telah ditetapkan. Akibatnya produksi harus ditunda karena mold belum selesai disiapkan oleh bagian pemeliharaan ( departemen Tooling ).
Penulis mencoba menganalisis kekurangan-kekurangan tersebut dan memberikan alternatif-alternatif solusi perbaikan diantaranya dengan penyusunan metoda kegiatan perbaikan mold, penambahan alat bantu bongkar pasang dan transportasi, pengembangan sistem identifikasi mold, penataan kembali teknik penyimpanan material dan suku cadang mold, serta membuat laporan penggunaan material dan suku cadang mold.
Solusi perbaikan yang ditawarkan ini merupakan usaha perbaikan terhadap sistem manajemen pemeliharan mold yang sedang berjalan, yang bertujuan untuk mengurangi terganggunya jadwal produksi dan meningkatkan efisiensi kegiatan pemeliharaan mold departemen Tooling, sehingga pada akhirnya akan memberikan keuntungan bagi perusahaan.
Tidak tersedia versi lain