Printed
Keefektifan Penggunaan Karburiser Arang Tulang Binatang Dibanding Arang Tempurung Kelapa Untuk Proses Karburasi Pada Baja Karbon Rendah
Tulang memiliki kandungan mineral utama, yakni 38,71 % Ca, 19,98% P, dan 41,31 % O. Dengan ragam mineral tulang tersebut, arang tulang diprediksi dapat digunakan untuk media karburiser pada proses karburasi.
Kajian ini bertujuan untuk mengetahui keefektifan penggunaan arang tulang binatang sebagai media karburiser, dalam proses karburasi pada baja karbon rendah, ditinjau dari: (1) Penambahan unsur karbon di permukaan baja hasil karburasi, (2) ketebalan lapisan karburasi yang dihasikan dalam proes karburasi, (3) fIuks atom karbon ke dalam baja karbon rendah pada temperatur 950° C, dan (4) perbandingan waktu pemanasan yang diperlukan dalam proses karburasi menggunakan arang tulang binatang dengan arang tempurung kelapa, untuk menghasilkan ketebalan karburasi 1,832 mm.
Rancangan kajian ini adalah penelitian deskriptif non-parametrik, dan datanya diperoleh dari observasi laboratories. Acuan untuk mendeskripsikan keefektifan penggunaan arang tulang sebagai media karburiser untuk proses karburasi adalah 20% dari yang dicapai oleh karburiser arang tempurung kelapa. Objek kajian adalah baja karbon rendah dengan kadar 0,15% non-sertifikasi.
Hasil analisa data yang diperoleh adalah: (1) Kadar karbon di permukaan baja karbon rendah, setelah dikarburasi dengan arang tulang binatang pada 950°C selama 2 jam, adalah 0,95%C, sedangkan yang dihasilkan karburasi dengan arang tempurung kelapa mencapai 0,79% C, (2) kedalaman lapisan karburasi menggunakan arang tulang binatang mencapai 1,832 mm, sedangkan dengan arang tempurung kelapa mencapai 1,194 mm, (3) difusitas atom C dalam baja karbon rendah yang dikarburasi dengan arang tulang binatang maupun arang tempurung kelapa mencapai 1,68 x 10-11 m2/sec, (4) fIuks atom C ke dalam baja karbon rendah yang dikarburasi dengan arang tulang binatang mencapai 2,8387 x 1010 atom/m2..sec., sedangkan dengan arang tempurung kelapa mencapai 4,1948 x 1010 atom/m2 . sec.dan (5) waktu pemanasan karburasi dengan arang termpurung kelapa yang diperlukan untuk mencapai kedalaman 1,832 mm adalah 2 jam, sedangkan dengan arang tempurung kelapa diperlukan waktu pemanasan 4,71 jam.
Kesimpulan yang dapat ditarik dari kajian ini adalah: (l) Ditinjau dari kadar karbon di permukaan baja hasil karburasi, penggunaan arang tulang binatang untuk proses karburasi dikategorikan efektif (mencapai 20,25% lebih besar dibanding yang dicapai oleh penggunaan arang tempurung kelapa), (2) ditinjau dari ketebalan lapisan karburasi pada baja hasil karburasi, penggunaan arang tulang binatang untuk proses karburasi dikategorikan efektif (meneapai 53,43% lebih besar dibanding yang dicapai oleh penggunaan arang tempurung kelapa), (3) ditinjau dari fluks atom karbon ke dalam baja yang dikarburasi, penggunaan arang tulang binatang untuk proses karburasi dikategorikan efektif (mencapai 22,57% lebih besar dibanding yang dicapai oleh penggunaan arang tempurung kelapa), dan (4) ditinjau dari waktu pemanasan yang diperlukan, penggunaan arang tulang binatang untuk proses karburasi dikategorikan efektif (mencapai 57,54% lebih besar dibanding yang dicapai oleh penggunaan arang tempurung kelapa).
Berdasarkan hasil kajian tersebut, maka rekomendasi yang dapat diajukan adalah : (1) arang tulang dapat dijadikan sebagai media karburiser alternatif, (2) part-part yang memerlukan ketahanan gesek tinggi, ketangguhan memadai, ketebalan lapisan karburasi lebih dari 1 mm, temperature kerja tidak lebih dari 275° C, baja kerbon rendah yang diterapi karburasi dengan arang tulang binatang dapat mensubstitusi material standarnya, (3) agar diperoleh kekerasan dan ketangguhan memadai, dengan tegangan dalam rendah, maka hasil karburasi dengan arang tulang harus diterapi perlakuan panas pengerasan celup, dilanjutkan dengan temper, dan (4) diperlukan kajian lebih lanjut tentang hasil kajian ini.
Tidak tersedia versi lain