Printed
Penentuan Penyimpangan Dimensi Akibat Proses Pengecoran Logam Dan Normalizing Pada Bahan GS 30NiCrMo Yang Diterapkan Pada Pola Secondary Crusher
Secondary Crusher adalah komponen mesin penghancur batubara di tambang batubara PT. Bukit Asam, Tanjung Enim. Secondary Crusher berfungsi sebagai penghancur batubara dan ukuran tidak teratur menjadi ukuran tertentu. Permasalahan yang terjadi pada proses pembuatan Secondary Crusher di bengkel pengecoran logam Politeknik Manufaktur Bandung adalah terjadinya penyimpangan dimensi pada Secondary Crusher setelah proses pengecoran dan normalizing. Akibatnya proses fetling yang dilakukan menjadi lebih lama, karena ukuran menjadi lebih besar dibanding ukuran yang diinginkan oleh pemesan. Tujuan Tugas Semester Akhir ini adalah untuk meminimasi perbedaan ukuran antara ukuran benda setelah normalizing dengan ukuran benda yang diinginkan oleh pemesan. Metodologi yang dilakukan adalah dengan cara mengukur pola, benda cor as cast dan benda cor as heat treatment dari Secondary Crusher. Data pengukuran dianalisa dan dikonversikan dalam bentuk konversi prosentase penyimpangan dimensi dan Secondary Crusher dengan bahan GS30NiMoCr. Prosentase penyimpangan dimensi tersebut digunakan sebagai referensi dalam proses koreksi dimensi pola Secondary Crusher. Kemudian pola baru divalidasi dengan cara membuat benda cor baru dan dilakukan pengukuran dimensi benda cor as cast dan as heat treafment. Hasil yang diharapkan dari Tugas Semester Akhir ini adalah dihasilkannya pola baru Secondary Crusher yang menghasilkan produk Secondary Crusher yang memiliki dimensi sesuai yang diinginkan oleh pemesan tanpa harus dilakukan proses fetling yang berlebihan, sehingga proses pembuatan Secondary Crusher bisa lebih efisien.
Tidak tersedia versi lain