Printed
Islam Membangun Pribadi
Sabda Nabi SAW "Tiap pola disertai rasa kasih, pastilah indah nampaknya. Sebaliknya akan tampak buruk bila tidak disertainya." (Riwayat Muslim).
Bayangkanlah pemandangan seorang dokter sedang melakukan pembedahan pada perut seorang pasien terlentang di atas bangku di sebuah kamar bedah, dimana tangan dokter merobek-robek perut pasien dengan pisau dan lain-lain alat pembedahan di satu pihak. Dan di pihak lain suatu pemandangan seorang menyikut ke kanan dan ke kiri di tengah para jamaah haji yang sedang melakukan tawaf bersama di Masjidul-Haram. Yang pertama melaksanakan tugas dengan penuh rasa tanggungjawab yang disertai rasa kasih sayang. Sedangkan satunya tidak mempunyai rasa kasih walaupun melakukan suatu peribadatan yang terpuji, tetapi tidak tahu agama apa yang dianutnya. Maka dianggapnya ibadat Haji itu, sebagai adu otot dan kekuatan, tinju, gulat dan sebagainya.
Kasih sayang dan kesantunan merupakan satu-satunya sumber peri kemanusiaan dan keluhuran budi. Keluhuran budi merupakan pancaran iman dan tauhid yang sebagai satu satunya sarana yang dapat menggalang persatuan dan memelihara kesatuan. Pernah Nabi SAW bersabda: "Tingkat iman lebih dari tujuhpuluh. Yang tertinggi ialah La Ilaha Illalah. Dan yang terendah ialah menghilangkan gangguan dari jalan." (Hadis sahih).
Kalau menghilangkan gangguan dari jalan merupakan motivasi keimanan yang terendah, maka bagaimana kiranya motivasi keimanan yang tertinggi itu? Sabda Nabi SAW "Diantara kamu yang paling kucintai serta yang terdekat padaku di hari kiamat kelak ialah yang terluhur budinya." (Hadis sahih).
Pernah kepada Ali bin Abu Talib beliau berkata "Hai Ali, apa engkau mau kutunjuki leluhur-luhur budi duniawi dan ukhrawi? Eratkanlah hubunganmu dengan orang yang memutusnya. Ukirlah tanganmu (pemberianmu) kepada yang tidak mengulurnya kepadamu. Dan maafkan kesalahan orang terhadapmu." (Hadis sahih).
Dalam sebuah Hadis Qudsi Tuhan memperingatkan: "Harapkanlah kebajikan itu dari hamba-hambaKu yang berisikan rahmat (rasa kasih), karena rahmatKu Kulimpahkan kepada mereka. Dan jangan mengharapkannya dari mereka yang keset hati, sebab memang kemurkaanKu Kutimpakan pada mereka. Kata Anas kemudian: Hayatilah akhlak Allah itu."
Allah SWT memuji Nabi SAW karena keluhuran budi beliau: "Sesungguhnya engkau berbudi luhur." Nabi SAW menanggapi Abu Bakar as-Siddiq r.a. dengan sebuah sabda "Bukanlah karena lebih banyak shalat dan puasanya, Abu Bakar mencapai kedudukan tertinggi diantara kamu. Akan tetapi karena sesuatu yang terpatri di dalam lubuk hatinya (rasa kasih)." (Hadis sahih).
Baldatun Thaiyibatun wa Rabbun Ghafuur. Yaitu Negara yang adil dan makmur, penuh dengan ampunan Tuhan yang maha esa.
Wabillahit taufiq wal hidayah.
Tidak tersedia versi lain